Sabtu, 25 Agustus 2012

Awal Masa Pemerintahan Hindia Belanda di Bawah Komisaris Jenderal.


         Pada awal pergantian abad ke 18 secara resmi pemerintahan Indonesia pindah dari tangan VOC ke tangan pemerintahan Belanda. Setelah pada tahun 1795 ijinnya ditiadakan, pada tahun 1798 VOC dibubarkan dengan saldo kerugian sebesar 134,7 juta gulden. Kemunduran serta kebangkrutan VOC yang telah berjalan sejak awal abad ke -18 disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain pembukuan yang curang, pegawai yang tidak cakap dan korup, hutang besar, serta sistem monopolinya dan sistem tanam paksanya dalam pengumpulan bahan-bahan hasil tanaman penduduk menimbulkan kemerosotan moril baik para penguasa maupun dari penduduk yang menderita dalam sistem paksaan itu dan politik VOC yang konservatif, yang pada dasarnya tidak mencampuri susunan ekonomi setempat, biar betapa kolotnya jua, melainkan cukup dengan menundukan raja-raja setempat dan mengharuskannya membayar upeti berupa rempah-rempah dan hasil bumi lain yang mendatangkan laba bagi VOC. Penghasilan tenaga produksi yang kolot itu tidak seimbang dengan kenaikan ongkos administrasi, militer, dan pengangkutan, maka akhirnya bangkrutlah VOC  gara-gara politik ekonomi yang konservatif itu kira-kira 200 tahun yang lalu. Perlu ditambahkan bahwa perang Belanda melawan Inggris untuk merebut hegemoni perdagangan mengakibatkan kerugian yang sangat besar sehingga mempercepat kebangkrutan VOC.                                                                                                                                                                                     
          Pada awal pergantian abad ke 18 secara resmi pemerintahan Indonesia pindah dari tangan VOC ke tangan pemerintahan Belanda. Setelah pada tahun 1795 ijinnya ditiadakan, pada tahun 1798 VOC dibubarkan dengan saldo kerugian sebesar 134,7 juta gulden. Kemunduran serta kebangkrutan VOC yang telah berjalan sejak awal abad ke -18 disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain pembukuan yang curang, pegawai yang tidak cakap dan korup, hutang besar, serta sistem monopolinya dan sistem tanam paksanya dalam pengumpulan bahan-bahan hasil tanaman penduduk menimbulkan kemerosotan moril baik para penguasa maupun dari penduduk yang menderita dalam sistem paksaan itu dan politik VOC yang konservatif, yang pada dasarnya tidak mencampuri susunan ekonomi setempat, biar betapa kolotnya jua, melainkan cukup dengan menundukan raja-raja setempat dan mengharuskannya membayar upeti berupa rempah-rempah dan hasil bumi lain yang mendatangkan laba bagi VOC. Penghasilan tenaga produksi yang kolot itu tidak seimbang dengan kenaikan ongkos administrasi, militer, dan pengangkutan, maka akhirnya bangkrutlah VOC  gara-gara politik ekonomi yang konservatif itu kira-kira 200 tahun yang lalu. Perlu ditambahkan bahwa perang Belanda melawan Inggris untuk merebut hegemoni perdagangan mengakibatkan kerugian yang sangat besar sehingga mempercepat kebangkrutan VOC.                                                                                                                                                                                      

0 komentar:

Posting Komentar